“Tantangan alumni adalah interesting (menarik) dan important (penting) . Tidak semua yang menarik itu penting. Tapi hati-hati, alumni harus tampil menarik, tunjukkan bahwa saudara punya karakter. Dengan penampilan menarik, baiknya kualitas otak bisa dilihat oleh publik” ungkap Prof. Akh. Muzakki, Phd dalam Yudisium Fakultas Agama Islam yang bertempat di halaman kampus UNISLA, Rabu, 07 Agustus 2019.
Lebih lanjut, Prof. Muzakki berpesan “Alumni Unisla, bagaiaman memenangkan kompetisi global ? tidak boleh bekerja hanya karena ada BOS, jangan bekerja karena di hadapan atasan, harus bekerja dengan filosofi “Jam Tangan”, dilihat gak dilihat Bos, selalu bekerja”
Bagaimana menguatkan pendidikan islam? Jangan pernah tinggalkan karakteristik aspek “akhlak” dalan proses pendidikan.
Tantangan hari ini dan masa depan global, yang dibutuhkan bukan orang yang pinter, tidak butuh orang dengan basis kognisi tinggi. Karena pengetahuan sudah tidak cukup bisa menghadapi tantangan dunia hari.
Madzab “Wau” yang kunci suksesnya adalah menggabungkan, mengkolaborasi, fiddunya khasanah wa fil akhiroti khasanah, wa kina adzabannar.
Kalau dulu pinter dan pengetahuan penting, karena untuk pinter bersumber dari sumber informasi yang memiliki otoritas kuat. Hari ini pemilik pengetahuan tidak bisa diklaim paling berkuasa. Karena semua orang bisa mengakses ilmu pengetahuan dan informasi.
Akibat teknologi, berlangsunglah era inter koneksi antar sumber informasi. Teknologi telah nyata merubah gaya hidup. Era otomasi merubah cara kita bekerja. Pada hari yang sama, seseorang bisa mengerjakan banyak agenda pekerjaan meski satu sama lain saling berjauhan.
Kontribusi pendidikan Islam menjadi strategis membentuk pribadi berkarakter yang mampu menghadapi tantangan global. Karena krisis moralitas, makan masyarakat tidak sekedar ilmu dan uangtapi Standar nilai.
Pendidikan islam harus mampu menghadirkan “standar Nilai”. Pribadi dengan standar nilai dibentuk, dibesarkan dengan serangkaian “tradisi luhur”, daripada dibesarkan dengan berbagai penegakan “regulasi”.
Standar nilai dalam pendidikan Islam memandu anak didik memiliki “potensi keberhasilan hidup” berdasar luasnya pengalaman sosial (activism) dan kedalaman pengalaman spritual (religiusitasl). Kesantuan, akhlak, kepribadian menjadi nilai utama yg ditawarkan pendidikan Islam.
editor : M. Yepta Adiarta
Publisher : M. Yepta Adiarta